Dia Bernama Anggara

“Bukankah kau takkan mau jika Ibu menyuruhmu membeli obat?”

“Mana mungkin aku menolak perintah Ibuku sendiri. Walau obat itu ada di Singapura pun, aku akan tetap ke sana,” jawab anaknya.

“Sudahlah, kau selalu berkata begitu. Lagipula sakit ini akan segera hilang.”

“Bu, walau aku ini badung, sering melawan dan menyusahkan Ibu, aku selalu sayang dengan Ibu. Biarkan aku pergi membelikan obat,” paksa sang anak.

Air mata Ibu seperti akan tumpah mendengar ucapan anaknya yang terdengar sangat tulus.

“Obat terbaikku saat ini hanyalah melihatmu. Jangan tinggalkan Ibu. Aku merasa tidak lama lagi akan melihatmu.”

“Ibu berkata apa? Jangan berpikir yang aneh-aneh. Aku jadi takut bu.”

“Anakku, pejamkanlah matamu. Pikirkan 17 tahun yang kita lalui bersama. Apa yang telah kau lakukan selama ini? Apakah kau takut dengan semua yang kau lakukan?”

Air mata penyesalan pun mengalir di wajah sang anak. Sambil memegang tangan Ibunya yang mulai dingin ia berkata,

“Ibu adalah wanita terbaik di dunia.”

Kini Ibu telah pergi dalam pejaman dan genggaman sang anak. Ya, dialah Anggara Sukonto seorang perintis perdamaian dunia yang dulu kepala preman.


Tulisan ini didedikasikan untuk mengikuti Flash Fiction Contest Blogfam & MPID

8 komentar:

  1. Kisah yang mengahrukan sob.. Semoga sukses kontesnya.

    BalasHapus
  2. seorang mantan kepaLa preman yang tetap patuh dan tunduk kepada orang tuanya, sebagai wujud bakti dari seorang anak yang sangat mengasihi Ibunda tercintanya. hmmm..., patut untuk diteLadani.

    saLam sukses daLam partisipasi kontesnya, semoga berhasiL dengan baik.

    BalasHapus
  3. Hiks, jadi ingat ibu yg tengah sakit. obat terbaik bwt ibu ternyata melihat anaknya ada di sampingnya ya....

    BalasHapus
  4. ff singkat yang keren banget
    ^^
    moga menang yah

    BalasHapus
  5. kereeeen...
    moga menang yah ^^

    BalasHapus
  6. wah dari preman bisa jadi kayak gini,. mantap!

    BalasHapus
  7. Ini kisah nyata ya Mas..? Wah, sungguh terharu aku membacanya.

    BalasHapus
  8. Aku ikutan juga Flash Fiction. Belajar membuat FF ternyata asyik juga ya..?
    Semoga menang ya.

    BalasHapus

Silakan dikomentari ya. Klik subscribe by email untuk notifikasi balasan. Terimakasih.

Scroll To Top