Pernah dulu pas sd aku dapet guru IPS yang nakutin banget. Suka buat jantung ngos-ngosan sendiri. Secara tiba-tiba beliau nunjuk oknum tak bersalah untuk menjawab pertanyaannya yang gak layak buat anak kelas 3 SD.
"Siapa perdana menteri London?"
"Emang London punya perdana menteri pak? Kan itu bukan negara.." kata anak paling pinter di kelas.
Karena tidak mau terlihat salah di mata anak-anak kelas 3 SD, beliau berkata,
"Bagus, berarti kalian menyimak pelajaran saya minggu lalu."
Preet..
Nah, sekarang pun pengalaman gak menyenangkan itu terulang lagi. Kali ini dengan karakter yang berbeda. Beliau ini bukan guru. Tapi dosen. Seorang lulusan S2 Amerika. Kepintarannya terkadang membuat aku iba akan kritikannya.
Di sela-sela mata kuliah, beliau selalu bercerita tentang kebobrokan negara ini. Pernah terlintas di bibirnya,
"Terkadang saya malu menjadi warga Indonesia. Lebih baik menjadi warga amerika saja. Pemerintahan di sini sangat tidak baik. Anggota DPR yang menghabiskan uang rakyat, serta presiden yang terkesan ragu-ragu."
Dalam hati saya berpikir, ternyata embel-embel pembingkai nama yang panjang tak menjamin seseorang tinggi ilmunya. Ternyata seorang yang pernah kuliah di luar negeri tak menjamin semangat nasionalismenya. Ternyata orang itu hanya bisa berkata tentang kebobrokan negara sendiri tanpa memberikan solusi yang berarti.
Gapailah ilmu sampai ke ujung dunia. Namun tetaplah ingat budaya nusantara kita. Sepahit apapun itu, kita pasti merindukannya.
"Bagus, berarti kalian menyimak pelajaran saya minggu lalu."
Preet..
Nah, sekarang pun pengalaman gak menyenangkan itu terulang lagi. Kali ini dengan karakter yang berbeda. Beliau ini bukan guru. Tapi dosen. Seorang lulusan S2 Amerika. Kepintarannya terkadang membuat aku iba akan kritikannya.
Di sela-sela mata kuliah, beliau selalu bercerita tentang kebobrokan negara ini. Pernah terlintas di bibirnya,
"Terkadang saya malu menjadi warga Indonesia. Lebih baik menjadi warga amerika saja. Pemerintahan di sini sangat tidak baik. Anggota DPR yang menghabiskan uang rakyat, serta presiden yang terkesan ragu-ragu."
Dalam hati saya berpikir, ternyata embel-embel pembingkai nama yang panjang tak menjamin seseorang tinggi ilmunya. Ternyata seorang yang pernah kuliah di luar negeri tak menjamin semangat nasionalismenya. Ternyata orang itu hanya bisa berkata tentang kebobrokan negara sendiri tanpa memberikan solusi yang berarti.
Gapailah ilmu sampai ke ujung dunia. Namun tetaplah ingat budaya nusantara kita. Sepahit apapun itu, kita pasti merindukannya.
garuda di dadaku deh pokoknya
BalasHapusseperti haL yang teLah mereka teriakan beberapa waktu LaLu "jangan bohongi rakyat!", justru pada saat itu merupakan awaL kebohongannya. ataupun dengan berbagai dengungan seperti "akan membeLa hati nurani rakyat", padahaL pada saat itu yang berbicara adaLah calOn pemimpin yang tidak memiLiki hati nurani. waLaupun tidak semuanya berpriLaku demikian, tetapi kebanyakan pada umumnya teLah terbukti sebagai fakta yang tidak dapat dipungkiri.
BalasHapusgak akan saya menyesal menjadi orang Indonesia...
BalasHapustidka ada kata menyesal..
BalasHapusjika ingin negeri ini berubah, maka kitalah yang menentukan. gimana mau membangun negeri ini, jika kecintaan pada negri ini saja tidak ada?
BalasHapusbanyak gitu deh sekarang
BalasHapussudah nuntut ilmu di luar negeri
malah gx mau mengabdikan ilmunya buat negara >.<
jadi miris
kapan bangsa ini maju
waaa.a...lama gak buka blognya saidi, jadi keren abis gini yah?? salut deh ama antum,, ckckck...hidup blogger indonesia!
BalasHapuswah iya bener ini...
BalasHapusbuat apa sekolah tinggi2 tapi ibarat pepatah mengatakan "kacang lupa kulitnya"...
gw bangga sebagai orang Indonesia sob..
Saya Tidak akan pernah menyesal menjadi INDONESIA .. :D
BalasHapus