Hati-hati Memilih Bimbel!

Tak hanya memilih perguruan tinggi saja yang perlu kehati-hatian. Memilih bimbingan belajar (bimbel) pun harus hati-hati. sebab banyak sekali bimbel yang sepertinya tidak lagi mengedepankan tujuan pendidikan, melainkan sudah dicampuri oleh kepentingan komersil. Pernahkah anda berpikir apa jadinya jika pendidikan di negeri ini penuh dengan tindakan komersilitas? Sepertinya tak sanggup kita membayangkan implikasi yang akan terjadi.

Slogan-slogan yang diberikan oleh sebagian bimbel sangat menarik untuk ditelaah kebenarannya. Mereka mampu mengikutsertakan kata "pasti" dalam kalimatnya. Padahal, kata "pasti" itu adalah milik Allah swt saja. Tak ada manusia yang mampu memastikan akan terjadinya sesuatu. Jadi apakah bimbel itu Tuhan?
Sebaiknya para adik-adik calon mahasiswa-mahasiswi lebih teliti lagi dalam memilih bimbel. Jangan hanya melihat slogan saja. Lihatlah outputnya. Jika ada senior yang lebih dulu mengikuti bimbingan di institusi tersebut, maka tanyalah kepadanya. Tanyakan tentang sistem pembelajaran, kualitas tentor, serta fasilitas yang disediakan. Tentunya kita tidak ingin menyesal setelah membayar semuanya kan?

Bahkan ketika saya membaca sebuah artikel tentang bimbingan belajar, disebutkan bahwa telah tertangkapnya seorang peserta ujian Seleksi Masuk UI (Simak UI) di SMAN 68, Salemba, Jakarta, Minggu. Anak tersebut kedapatan sedang meliahat kunci jawaban di jam tangan mini computer. Sungguh ironis apabila kasus seperti ini menjadi hal yang lumrah. Maka dari itu, tetap hati-hati untuk memutuskan tempat bimbingan belajar mu. Jangan mudah percaya terhadap iming-iming surga yang diberikan. Saya yakin, kalian semua adalah putra-putri terbaik bangsa yang bisa menentukan jalan hidup kalian dengan tepat.

Salam Sukses!!