Gak bisa dipungkiri kalo sekarang banyak banget yang tertarik ke dunia fotografi. Mulai dari anak SMP, SMA, Kuliah, hingga lanjut usia. Ya, sensasi menjadi seorang fotografer itu memang luar biasa. Menurut saya pribadi, walaupun wajah kita gak ada di dalam satu frame, tetapi kepuasan itu tetap ada. Melihat senyum di viewfinder (bidik kamera) itu merupakan kesenangan tersendiri. Tapi apa motret itu gak ada aturannya?
Kali ini aku pengen bahas masalah candid fotografi. Ya, candid adalah suatu ilmu fotografi yang khusus memotret orang-orang dengan ekspresi natural tanpa pose. Sejatinya ekspresi ini memang hanya bisa didapat jika si objek gak tahu kalo lagi difoto. Ya iyalah, kalo tau lagi difoto, pasti salah tingkah atau bahkan memalingkan wajah.
Nah, jadi gimana? Ok, pertama kita kenal ada yang namanya public space. Ini maksudnya tempat umum. Contohnya itu Jalan Raya dan tempat-tempat atau infrastuktur yang dibangun oleh pemerintah. Di tempat ini sudah seperti menjadi kode etik kebebasan seorang fotografer bebas mengambil gambar apa saja. Jadi jangan marah loh kalo tiba-tiba ada yang bidik kita dari jauh. Karena kita gak punya hak buat marah.
Tapi ada yang namanya private property. Ini adalah tempat yang dimiliki oleh pihak privat atau swasta. Seperti cafe, mall misalnya. Di sini fotografer tidak punya kebebasan penuh jepret-jepret seenak udelnya. Seharusnya fotografer meminta izin kepada pihak pengelola sebelum melakukan aksi jebret-jebretnya. Dan tentunya si objek juga berhak protes kepada fotografer atau pihak yang memiliki private property tadi.
Yah, pada dasarnya sih sebagai fotografer, harus tau tempat dan kondisi. Fotografer ternama seperti Deniek G.S mengatakan di bukunya, alangkah lebih baik memotret orang yang belum dikenal dengan mengenalnya terlebih dahulu. Berbincanglah dengannya. Katakan kalau kita ingin mengambil gambarnya. Kalau kita mengomunikasikannya dengan baik, jarang ada yang menolak.
Atau cara lain, dengan melemparkan senyum ketika saat melakukan candid si objek melihat aksi kita. Senyum bisa menjadi simbol izin kepada si objek bahwasanya kita ingin mengambil gambarnya.
Namun, ada pertanyaan yang mungkin bisa kita jawab masing-masing. Mengapa harus marah atau tidak mau difoto? Bukankah ketika ada orang yang memotret kita, itu menandakan bahwa ada yang menarik dari diri kita?
Dan terakhir, aku pernah membaca perkataan seorang tokoh, orang yang tidak mau dipotret adalah orang yang tidak mau dikenang dalam sejarah. Jadi, berposelah!!
Aku sendiri udah jarang foto2 karena lensanya rusak dan klo mau beli baru terakhir kutanya udah seharga CBR yg baru jadi mending kapan2 aja klo ada yg beliin aku terima hahaha...
BalasHapusTapi klo untuk Candid Camera, dulu banget aku sering moto sembunyi2 yg fotonya kebanyakan kujual Online karena ada nilai beritanya, dan klo yg kufoto sembunyi2 itu bukan di Public Area biasanya klo Bacgroundnya ada tulisan sponsor atau lainnya aku langsung blur :)
Lagi demen moto juga sob? hhe...
@Ferdinand
BalasHapushmm.. kalo udah bicara lensa emang harganya selangit..hha tapi kalo udah hoby berapapun kayaknya diusahain tuh..hhe
kalo ada nilai berita itu masuk jurnalis sob.. candid lebih ke expresi natural seseorang.. CMIIW
hhe,, iya nih.. hobby foto kebetulan.. :D
Potret bisa jadi aset berharga bila ditekuni dengan sungguh-sungguh ya sob.Ane senang poto namun asal jepret.Candid baru ane tahu disini,makasih sob infonya,happy blogging ajah.
BalasHapus@Er'end
BalasHapusbener sob.. setiap ilmu itu aset yang gak ternilai..
siap,, berbagi itu indah sob.. :)
KAlo aku sukanya motret benda mati jadi kurasa enggak perlu izin juga kan he he
BalasHapusAku mau dong di foto..
BalasHapuswkwkw.
blogger narsis :D
@fb
BalasHapushhe.. iya,,, tapi lebih menantang yang hidup2 loh.. :D
@Danu Akbar
Hha,, bole2.. asal tarifnya cocok aja.. :)
Okelah kalau begeto, siap2 pasang aksi berharap ada yg motret....
BalasHapus*nepuk jidat...mimmpiii...
@aming
BalasHapuskalo aming mah emang selalu ada yang motret.. btw ini aming artis kan?hahah
Quote kalimatmu ini, "orang yang tidak mau dipotret adalah orang yang tidak mau dikenang dalam sejarah. Jadi, berposelah!!"
BalasHapusNyengir...
Nyatanya, aku lebih suka motret dari pada dipotret. Berarti, aku lebih seneng mengenang sejarah dari pada dikenang oleh sejaranh hehehehehe
@anazkia
BalasHapustukang potret ya posenya pas lagi motret.. jadi istilahnya shoot the shooter...hhe
datang utk berpose nih
BalasHapusHaha.. iya sih klo orang hoby emank berapa pun harganya pasti dibeli, cuma klo kaya aku yang cuma sebatas suka kayanya masih mikir sob, karena masih banyak keperluan lain juga haha.. kecuali klo aku direktur baru gpp, mau yang panjangnya kaya apa juga kubeli hahaha... :)
BalasHapusOwh gitu, klo aku lebih suka ngasih nama Natural untuk moto ekspresi orang sembunyi2...
Terusin deh Hobynya... :)
@Sang Cerpenis bercerita
BalasHapusheheh.. siap ya... pret! jadi deh..hha
@Ferdinand
hha,, tergantung kita ngeletakinnya dikebutuhan apa.. sekunder kah? primer kah? atau tersier? yang pasti tersier sih.. :)
siaplah.. mari berkarya..
Haha aq bngt ini mah, apapun yg aq temui di jalan sekiranya menarik pasti aq jepret meskipun hny lwt hp jadul hehe
BalasHapussaya termasuk yang gak bisa :(
BalasHapusgpp kan?!?!
@Tarry KittyHolic
BalasHapushhe.. kita punya selera yang sama berarti..
@Majalah Masjid Kita
gak apa nih? gak bisa motret apa gak bisa pose??
kalo motret candid nggak bilang2 salah gak sih?haha
BalasHapus@ranie esem
BalasHapustergantung tempatnya.. di atas udah dijelasin kok.. :)
ayok kita poto poto lah kawand,,,,,di mana mana ,,,,especially with tweetdekk
BalasHapus@Anonim
BalasHapuswuih... ini siapa?