Apakah Hati Kita Sudah Sekeras Karang?

Sebagaimana kita tahu, bahwa karang mampu menenggelamkan sebuah kapal besar. Kerasnya karang menjadi satu faktor yang membuat nakoda kapal terus berhati-hati untuk tidak menyentuh, menggesek atau menabraknya. Mengapa? Ya, ini dikarenakan kerasnya zat itu bisa mengakibatkan hal yang cukup fatal.

Lalu bagaimana jika hati kita yang mengeras layaknya sebuah karang? Sungguh suatu hal yang patut kita hindari. Kerasnya hati akan mematikan rasa. Dan jika rasa telah mati, maka celakalah kita. Ketika orang-orang tergetar hatinya maka kita hanya merasakan hal-hal yang biasa saja. Ketika bulu kuduk orang lain berdiri, maka kita hanya bisa heran sambil bertanya mengapa. maukah kita mendapati kondisi demikian?

Kekhawatiran ini terbukti dengan terjadinya kisah pembunuhan di Indonesia yang semakin marak. Pembunuhan bukan lagi seperti hal yang haram, yang hina atau yang sangat dikecam. Tapi seakan pembunuhan itu adalah hal yang dianggap jalan keluar dari masalah yang ada. Betapa pendek dan kusutnya pikiran manusia.

Jika kita mau berpikir dan menganalogikan pada sebuah tanaman yang kita tanam, mungkin kita akan sadar akan makna hidup itu. Ketika kita menanam sebuah biji lalu kita menyiraminya hingga tumbuh, maka kita akan merasa sangat puas telah mampu merawatnya dengan baik. Namun tiba-tiba ada seseorang mencabut atau merusaknya dengan sengaja. Lalu apa yang kita rasakan sebagai orang yang telah merawat dan menyiraminya setiap pagi? Tentunya kita akan sedih dan marah.

Pada dasarnya yang mencipatakan dan menumbuhkan tanaman yang kita tanam tadi adalah Dia Yang Esa, Allah azza wa jalla. Walau begitu kita sudah merasa memiliki keseluruhannya. Nah, jika kita kembalikan kepada fittrah manusia akan arti hidup, ini akan sangat berdampak besar. Sesungguhnya yang berhak menghidupkan dan mematikan manusia hanyalah yang menciptakannya. Ya, Dialah penguasa akhir zaman.

Maka dari itu, pantaskah kita sebagai makhluk kecil dihadapanNya melakukan hal keji seperti itu?

“Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah neraka jahanam, kekal ia di dalamnya, dn Allah murka kepadanya, dan mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginya” (an-nisa 93)

7 komentar:

  1. Memang sudah akhir zaman mungkin jadi begitu... Asal jangan kita aja ikut-ikutan.

    BalasHapus
  2. Itu lah sifat manusia yg terkadang lebih di kuasai akal yg pendek ...sekarang tinggal diri kita masing2 yg harus bisa mengendalikan emosi dan pakai lah akal sehat jika mengambil satu keputusan

    BalasHapus
  3. Kerasnya hati membuat hilang kepekaan rasa, kepada hak-hak diri apalagi orang lain sudah tak menghargai. Apa yg bisa diharapkan dari orang yang sudah keras hatinya ...

    BalasHapus
  4. artikel yg bagus Sobat, smoga bs mengingatkan kita yg berkeras hati.
    sukses slalu :-)

    BalasHapus
  5. semua itu terjadi kurangnya pemahaman akan akal, sesungguhnya adanya agama tidak lain adalah untuk menaklukan kerasnya hati.

    BalasHapus
  6. Astagfirulloh,,,, aku sendiri kadang heran Sob klo ng'liat berita... kmaren malah ada Ibu yang bareng2 ngajak anaknya bunuh diri tapi untungnya digagalin warga dan ada juga yg nyuruh anaknya neggak racun waduh aku jadi makin ga ngerti sama pikiran orang2 sekarang..........

    Miris bgt, padahal semua agama ga pernah ada yg ngajarin Umatnya membunuh tapi tetep aja masih saling bunuh2an......

    kayanya penyebabnya emank karena kerasnya hati ya Sob.....

    mending kita doain aja deh ........

    Semangat n Met aktivitas Sob...

    BalasHapus
  7. iya... pembunuhan spt sudah jadi hal 'biasa' dalam hidup ini. Setiap hari kita disuguhi berita tentang pembunuhan dan kekejian. Heran deh...

    BalasHapus

Silakan dikomentari ya. Klik subscribe by email untuk notifikasi balasan. Terimakasih.

Scroll To Top