Pernahkah kamu mendengar suara isak tangis pohon di dekat rumah kamu? Jika kamu mengatakan “pernah”, mungkin orang lain akan menganggap kamu kurang waras alias gila. Bagaimana mungkin pohon mampu mengeluarkan suara tangisan? Apakah pohon memiliki pita suara layaknya manusia? Bukan, yang saya maksud bukan demikian. Pohon memang sedang menangis. Lebih tepatnya menangisi kelalaian kita sebagai makhluk hidup yang paling sempurna.
Coba kita artikan kata “menangis” dalam arti luas. Pada dasarnya menangis adalah kata kerja yang muncul akibat adanya tekanan perasaan senang maupun sedih. Ketika seorang manusia mengalami suatu hal yang menyenangkan, maka salah satu wujud ekspresinya adalah dengan tangis bahagia. Begitu juga dengan kesedihan, seringkali kita melampiaskannya dengan tangis kekecewaan.
Apa yang kita rasakan ketika menangis? Jika dihadapkan pada pilihan tangis bahagia dan tangis kekecewaan, mana yang akan kita pilih? Tentunya kita menjawab tangis bahagia. Tidak ada manusia yang lebih menyukai kesedihan daripada kebahagiaan. Karena manusia mempunyai mimpi yang sama yaitu hidup bahagia.
Nah, sekarang bagaimana jika pilihan tersebut kita berikan kepada sebuah pohon yang merupakan makhluk hidup lain yang ada di sekitar kita? Tentunya ia pun akan memilih pilihan yang sama dengan kita. Namun apa yang terjadi sekarang? Seakan manusia hanya memberikan satu pilihan kepada pohon-pohon yang melindungi kita dari panas dan hujan. Pohon-pohon yang memberikan kesejukan dan kehangatan. Serta pohon-pohon yang menyegarkan dan meneduhkan. Ya, hanya pilihan tangis kekecewaan yang kita hadapkan kepada mereka.
Jika pohon-pohon tersebut bisa berbicara mungkin ia akan berkata,
Apa yang kita rasakan ketika menangis? Jika dihadapkan pada pilihan tangis bahagia dan tangis kekecewaan, mana yang akan kita pilih? Tentunya kita menjawab tangis bahagia. Tidak ada manusia yang lebih menyukai kesedihan daripada kebahagiaan. Karena manusia mempunyai mimpi yang sama yaitu hidup bahagia.
Nah, sekarang bagaimana jika pilihan tersebut kita berikan kepada sebuah pohon yang merupakan makhluk hidup lain yang ada di sekitar kita? Tentunya ia pun akan memilih pilihan yang sama dengan kita. Namun apa yang terjadi sekarang? Seakan manusia hanya memberikan satu pilihan kepada pohon-pohon yang melindungi kita dari panas dan hujan. Pohon-pohon yang memberikan kesejukan dan kehangatan. Serta pohon-pohon yang menyegarkan dan meneduhkan. Ya, hanya pilihan tangis kekecewaan yang kita hadapkan kepada mereka.
Jika pohon-pohon tersebut bisa berbicara mungkin ia akan berkata,
- Wahai manusia yang halus hatinya, tegakah engkau melihat kami dibunuh dengan keji? Demi memenuhi kebutuhan hidup kalian, kami dikorbankan tanpa berdaya.. Tahukah kalian apa yang akan terjadi jika kami punah dan binasa? Tahukah kalian akibat jika tak ada lagi satu pohon pun di bumi yang kalian tempati ini.. Sesunguhnya tak kan ada kehidupan apabila kami punah.. Tak kan ada lagi yang meneduhkan kalian dari kehebatan cahaya matahari.. Tak kan ada lagi yang menghalangi kalian dari air yang mengalir.. Dan tak ka nada lagi yang menahan tanah yang akan menerpa kalian.. Sudahkah kalian memikirkan itu semua sebelum memikirkan isi perut belaka? Ataukah kalian sudah mati rasa akan kepedulian terhadap anak cucu nantinya? Begitu egonya kah kalian sebagai makhluk yang paling sempurna? Jika ya, Tuhan pasti kan kecewa kepada makhluk yang bernama manusia..
Sungguh sebuah keironisan apabila kita tak bisa menyandingkan keselarasan antara makhluk hidup yang ada di dunia ini. Ingatlah bahwa pohon-pohon itu memiliki andil besar dalam menjaga kesehatan bumi. Karena mereka adalah paru-paru dunia. Bumi ini akan sesak jika kita terus merusak alat pernafasannya. Dan kita pasti akan ikut merasakan penderitaanya. Apakah kita akan berhenti setelah penderitaan itu berlalu? Ataukah kita akan menghentikannya sebelum merasakannya?
Jika bukan kita yang merawatnya, siapa lagi? Mari hijaukan bumi ini!
Nb : Tulisan ini saya dedikasikan untuk perlombaan karya tulis ilmiah IATMI 2010
sumber gambar
PERTAMAX
BalasHapusmemang banyak manusia yg gk berterima kasih sama alam..
ck ck ck
PERTAMAX
BalasHapusmemang banyak manusia yg gk berterima kasih sama alam..
ck ck ck
@Tias Ihsannur Sukron
BalasHapusmantra manjur gan..
iya, mudah2an kita gak termasuk..
iya nih,,
BalasHapusmanusia..
tanpa pohon
bisa global warming
salam kenal sob..
hm.. sedh yah tapi aku gaK pernah LHo nebang2 pohon hehhehehe
BalasHapusKLO METIK kembangnya bolehkan???
hidup ini emang sudha di luar batas normal ... kekacauan itu karna ulah manusia sndiri .....
@faiza
BalasHapussetuju.. salam kenal juga..
@Catatan Cahaya
BalasHapusbagus kalo gak pernah..
metik kembangnya? hmm.. no komen dah..
Banyak orang yang masih belum sempat memikirkan keironisan itu.
BalasHapusKhususnya di Indonesia, menurutku kebanyakan orang2 masih memikirkan bagaimana cara mereka bisa bertahan hidup(baca:cari makan aja susah)
Butuh orang2 yang punya kesadaran tinggi untuk bisa dengan ikhlas melakukan penyelamatan...
Satu lagi(diluar temanya)
Hee, semua org milih nangis terharu?Nggak
Aku suka nangis krn kesedihan. Cz bisa membuat hati lega bila tersakiti. Jg sedih krn mengingat dosa2 yg tlnjr diperbuat..hhehee ^_^V
hidup GO GREEN..
BalasHapusbiar nangor ga gersang lgi..:)
@nurulkucingkelinci
BalasHapusyah, begitulah keadaan negeri ini. dan kita pun sekarang cuma bisa mengkritisi tanpa berbuat sesuatu.. mudah2an suatu saat ada kontribusi nyata yang bisa kita lakukan. (berat kali ah bahasan kita.hha)
untuk yang itu kasusnya lain lagi...hhe
@ade
BalasHapusayo rekomendasikan anak unpad buat ngebaca thread ini.hhe
sedih, kecewa, ma prihatin y..
BalasHapustapi tanpa tindakan nyata dari kita, walopun cuma sesuatu yang sepele kayak pake print paper double sided,pohon-pohon tetep bakalan nangis..
So,, let's start to keep our environment(for d next generation)!!!
@lamialikesshy
BalasHapusyah.. pokoknya dimulai dari yang kecil dulu.. step by step..
Ok! Let's think the future of our generation!
tanam pohon 1 orang satu pohon hijau pasti kembali negriku
BalasHapus@frezeriyan
BalasHapusperlu ditanamkan di hati seluruh umat manusia tuh..